Kamis 10 Sep 2015 22:54 WIB

UE Diminta Perlakukan Pengungsi Suriah Secara Manusiawi

Pengungsi Suriah di Pulau Lesbos, Yunani.
Foto: bbc
Pengungsi Suriah di Pulau Lesbos, Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pengguna internet asal Indonesia bernama Dahnil Anzar Simanjuntak meminta negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa untuk menerima dan memperlakukan pengungsi asal Suriah secara manusiawi.

"Hal tersebut diungkapkan oleh Dahnil dalam sebuah petisinya melalui laman web change.org yang meminta pemimpin Uni Eropa dan PBB segera membantu para pengungsi tersebut," kata Direktur Komunikasi Change.org Indonesia, Desmarita Murni saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (10/9).

Desmarita menuturkan, berdasarkan data yang dihimpun PBB tercatat ada sekitar empat juta orang pengungsi Suriah. Jumlah pengungsi Suriah yang datang mencari suaka di Eropa terus bertambah, menyusul perang sipil yang terjadi sejak Maret 2011.

"Antara April 2011 hingga Juli 2015, lebih dari 348 ribu orang Suriah sudah mengajukan permohonan suaka," katanya menjelaskan.

Desmarita menambahkan, sampai saat ini, sedikitnya sudah ada 99 petisi dari seluruh dunia terkait pengungsi Suriah dengan tandatangan dukungan mencapai lebih dari 600 ribu. Sementara petisi yang diajukan Danhil ini sudah didukung sekitar 7.500 tanda tangan.

Dalam petisinya yang berjudul 'Help and Protect Syrian Refugee' yang ditujukan kepada pemimpin Uni Eropa dan PBB tersebut Danhil juga memasang foto seorang anak diduga berumur tiga tahun yang terkapar di pantai yang menurutnya adalah anak bernama Aylan Kurdi yang merupakan pengungsi asal Suriah.

"Aylan menjadi simbol penderitaan pengungsi Suriah. Fotonya menampar banyak orang yang sebelumnya tak tahu apa yang tengah dialami warga Suriah," tulis Danhil dalam petisinya.

Danhil mengatakan, pengungsi Suriah adalah korban perang dan harus melarikan diri dari kampung halaman mereka, karena tidak ada masa depan di tanah mereka. Karenanya, mereka mencoba menemukan harapan di negara lain.

"Orang-orang dari seluruh dunia harus mendesak pemimpin Uni Eropa (UE) dan PBB untuk membantu para pengungsi segera. UE seharusnya mengambil tanggung jawab untuk memberi perlindungan kepada pengungsi dan jangan memperlakukan mereka dengan kejam," tulis Danhil.

Dahnil juga menekankan masalah pengungsi Suriah ini adalah masalah kemanusiaan dan tidak terkait masalah agama atau etnis sehingga para pemimpin UE harus menyambut mereka dan memperlakukan mereka sebagai manusia.

"Melalui permohonan ini kami mendorong masyarakat dunia untuk melakukan sesuatu dan memperhatikan masalah Suriah. Tidak hanya UE dan PBB, kami berharap negara-negara Arab menaruh perhatian lebih untuk membuat perdamaian di jazirah Arab. Jangan diam melihat tetangga yang menderita," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement