REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat akhirnya berkomitmen untuk menerima pengungsi dari daerah konflik Suriah.
Dilansir dari Anadolu Agency, pihak Gedung Putih menyatakan akan menerima sedikitnya 10.000 pengungsi Suriah pada tahun fiskal mendatang atau pada 1 Oktober 2015.
Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest melansir, jumlah tersebut menunjukkan skala signifikan yang naik dari komitmen Amerika Serikat untuk menerima para pengungsi.
Ia menjelaskan, prosesnya akan membutuhkan waktu maksimal sampai 1,5 tahun hingga para pengungsi resmi bermukim di negara adidaya tersebut.
"Alasan untuk proses itu adalah bahwa keselamatan dan keamanan AS menjadi yang pertama," kata Josh.
Meskipun sudah pengumuman hari Kamis (10/9), masih belum jelas terkait status resmi para pengungsi yang dipindahkan.
Departemen Luar Negeri AS saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui adanya status permanen, yang akan diberikan kepada para pengungsi yang masuk.
"Ini tidak dimaksudkan sebagai program imigrasi. Ini adalah program pemukiman kembali bagi para pengungsi. Tujuan akhir adalah agar mereka bisa pulang," terang juru bicara Deplu AS John Kirby.
AS sendiri telah menerima sekitar 1.500 pengungsi Suriah sejak 2011, ketika perang sipil di Suriah dimulai, dan telah dikritik karena jumlah pencari suaka Suriah yang diterima dinilai sedikit.
Dalam pembelaan atas kebijakan Suriah, AS berkilah itu adalah bantuan donor terbesar sejak awal krisis, yang menghabiskan lebih dari 4 miliar dolar AS, termasuk 25 juta dola AS untuk membantu pembangunan permukiman kembali di Eropa.