Ahad 13 Sep 2015 13:46 WIB

Yaman tak Mau Lagi Hadiri Pembicaraan Damai

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Militan Houthi di Yaman.
Foto: AP
Militan Houthi di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemerintah Yaman di pengasingan, Ahad (13/9), menegaskan tidak akan lagi menghadiri pembicaraan perdamaian dengan pemberontak Houthi yang dimediasi PBB. Sikap ini memberi pukulan besar bagi upaya perdamiaan di Yaman. 

"(Pemerintah) menegaskan tidak akan mengambil bagian dalam pertemuan apapun sampai milisi Houthi mengakui resolusi DKP PBB 2216 dan menerima untuk menerapkannya tanpa syarat," kata kantor berita resmi Saba.

Resolusi tersebut meminta Houthi untuk menurunkan senjata dan menarik diri dari wilayah yang dikuasai.  sebelumnya upaya mediasi telah berulangkali dilakukan PBB, namun selalu berujung kegagalan.

Pemberontak Houthi telah menguasai Ibu Kota Sanaa sejak September 2014. Mereka kemudian berhasil mendepak Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dari kekuasaan.

Hadi tak tinggal diam. Pasukan dan loyalis yang setia kepadanya melancarkan perlawanan terhadap pemberontak Houthi.

Pada 26 Maret, koalisi yang dipimpin Arab Saudi turut campur tangan dalam konflik. Mereka melancarkan serangan udara ke Houthi. Belakangan, pasukan Koalisi Saudi terjun langsung ke lapangan membantu milisi Hadi.

Dewan Keamanan PBB mendesak kedua pihak untuk menahan diri dan tindakan sepihak. Lebih dari 4.500 orang tewsn dan konflik telah membawa negara itu ke jurang kelaparan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement