REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman akhirnya memberlakukan kontrol sementara di perbatasan dengan Austria. Tindakan itu dilakukan untuk membendung masuknya gelombang pengungsi.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas De Maiziere menyampaikan hal itu dalam keterangan pers, kemarin. "Fokusnya akan berada di perbatasan dengan Austria, untuk saat ini," kata De Maiziere.
De Maiziere mengatakan tujuan dari kebijakan itu adalah untuk membatasi aliran pengungsi yang datang ke Jerman. Berlin juga ingin memastikan para migran masuk secara tertib.
Ia menambahkan pertemuan khusus para Menteri Dalam Negeri Uni Eropa yang akan diselenggarakan pada Selasa (14/9), akan membahas pembangunan pusat-pusat pengungsian yang memiliki potensi seperti di Italia, Yunani dan Hungaria.
Eropa yang menghadapi krisis pengungsi terburuk di benua sejak Perang Dunia II, baru-baru ini memutuskan untuk menerima hingga 140 ribu pengungsi. Namun, badan pengungsi PBB memperkirakan sekitar 850 ribu migran diperkirakan akan melintasi Mediterania tahun ini dan 2016.
Puluhan ribu pengungsi melarikan diri dari negara yang dilanda perang, terutama Suriah, Irak dan Libya. Mereka nekat menyusuri jalan berbahaya menuju Eropa . Migran melintasi Mediterania dari Libya ke Italia atau dari Turki ke Yunani. Salah satu tujuan utama para migran adalah Jerman yang menjadi pusat pertumbuhan Uni Eropa.
Amnesty International menerangkan rute Turki ke Yunani mungkin lebih aman dibandingkan persimpangan Mediterania dari Libya.