REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian dalam Negeri Mesir, Senin (14/9) mengungkapkan serangan tembakan keliru yang dilakukan pasukan keamanan Mesir, Ahad (13/9) menewaskan 12 orang termasuk warga Mesir dan turis Meksiko dan melukai 10 orang.
Pasukan gabungan polisi Mesir dan militer mengejar militan di padang pasir barat dan secara tidak sengaja menembaki konvoi yang berisi turis Meksiko dan warga yang memasuki wilayah terlarang.
‘’Konvoi itu terdiri dari empat kendaraan roda empat dan akan ada investigasi bagaimana dan mengapa para wisatawan memasuki daerah terlarang,’’ ujar kementerian dalam negeri Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin(14/9) seperti dilansir dari laporan Reuters.
Juru bicara kementerian pariwisata Mesir kepada kantor berita MENA mengatakan, konvoi itu terjadi di tempat terlarang dan menggunakan mobil tanpa izin. Konvoi safari itu sebenarnya tidak disetujui.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengutuk serangan itu di akun Twitter-nya dan menggambarkannya sebagai insiden tragis. Pihaknya juga menuntut penyelidikan penuh.
‘’Meksiko mengutuk perbuatan ini terhadap warga negara kita dan menuntut penyelidikan menyeluruh tentang apa yang telah terjadi," katanya di twitter.
Kementerian luar negeri Meksiko menyatakan setidaknya dua orang Meksiko tewas. Kemudian Duta Besar Meksiko Jorge Alvarez bertemu dengan lima orang Meksiko yang berada dalam kondisi stabil di rumah sakit.
Mesir berjuang menghadapi pemberontakan setelah militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi di pertengahan 2013 setelah protes massa terhadap pemerintahannya.
Pemberontakan, yang dipasang oleh afiliasi Mesir Negara Islam telah menewaskan ratusan tentara dan polisi dan telah mulai menyerang target-target Barat.
Sementara pemberontakan telah sebagian besar terjadi di Semenanjung Sinai, serangan terjadi di Kairo dan kota-kota lainnya. Pada bulan Agustus, sebuah pesawat militer Mesir jatuh di gurun barat dekat perbatasan Libya.