REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Merasa terpanggil melihat para pengungsi Suriah dan gelombang imigran di sejumlah negara Eropa, lembaga kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirim tim kemanusiaan ke Jerman.
Global Partnership Network ACT Rudi Purnomo menerangkan, hampir 4 juta jiwa warga Suriah yang pergi sejak bulan Maret 2011 tersebar di berbagai negara, baik di Timur Tengah ataupun Eropa.
"Mata dunia harus lebih terbuka lagi," ujar Rudi kepada Republika.co.id, Senin (14/9).
Rudi memaparkan, dari data yang dihimpun, sebanyak 1.938.999 pengungsi Suriah sudah berada di Turki karena perang yang tidak berhenti di negaranya.
Ia juga menjelaskan sekitar 249.728 warga mengungsi di Irak, 629.245 warga mengungsi di Yordania, 132.375 warga mengungsi di Mesir dan 1.172.153 warga mengungsi di Libanon yang hanya berpenduduk sekitar empat juta jiwa.
Selain data warga Suriah yang mengungsi, Rudi juga menuturkan kalau 250.000 jiwa telah tewas, akibat konflik yang terjadi di dalam negeri Suriah.
Rudi yang sempat mengunjungi para pengungsi Suriah yang berada di Turki, mengungkapkan kondisi para pengungsi di kamp-kamp pengungsian di sejumlah negara, cukup mengkhawatirkan meski sudah diterima sejumlah negara.
Oleh karena itu, Rudi menyatakan kalau mereka memang membutuhkan bantuan dunia, khususnya kepedulian dari sesama Muslim.
Rudi mengatakan, bantuan dari Tim Kemanusiaan ACT tidak hanya akan berhenti di Jerman, dan akan mencoba untuk mengarahkan tim ke perbatasan negara-negara lain yang menjadi tujuan pengungsi Suriah.
Ia menegaskan, kalau bantuan moril maupun materil yang diberikan ACT tidak hanya akan dilakukan sekali, tapi akan terus dilakukan secara komprehensif sampai pengungsi mendapatkan kehidupan yang layak.