Selasa 15 Sep 2015 13:18 WIB

Berkaca dari Tianjin, Cina Perketat Inspeksi Nuklir

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Reaktor nuklir, ilustrasi
Reaktor nuklir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina memulai inspeksi keselamatan nasional ke semua fasilitas nuklir yang ada. Hal itu berkaca dari ledakan di sebuah gudang kimia di pelabuhan Tianjin bulan lalu yang menewaskan lebih dari 160 orang.

Kementerian Perlindungan Lingkungan mengatakan, inspeksi akan berlangsung hingga November dan berfokus pada pembuatan dan pemanfaatan peralatan teknologi nuklir, peralatan yang digunakan di tambang uranium dan risiko radiasi nuklir.

Cina memulai sebuah program pembangunan nuklir cepat yang bertujuan meningkatkan kapasitas total menjadi 58 gigawatt (GW) pada akhir 2020. Angka tersebut meningkat dari 23 GW pada akhir Juli. Cina juga berambisi membangun desain reaktor baru di luar negeri.

Meskipun tidak ada reaktor Cina yang mengalami kecelakaan serius, seluruh program pembangunan nuklir negara itu dihentikan pada 2011 menyusul bencana Fukushima di Jepang. Moratorium persetujuan proyek baru sampai awal tahun ini meragukan target 2020 tersebut dapat tercapai.

Setelah insiden Fukushima, Cina berjanji mematuhi standar keselamatan tertinggi di semua proyek baru. Tapi, proyek generasi ketiga ini telah berulang kali tertunda akibat cacat desain dan pemeriksaan keamanan yang lebih ketat. Reaktor Westinghouse AP1000 dirancang pertama kali di pesisir timur provinsi Zhejiang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement