REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Ribuan orang bergabung dalam demonstrasi anti-pengungsi di tiga ibu kota Eropa tengah, Sabtu (12/9) setelah para pemimpin dari Republik Cheska, Polandia dan Slovakia menentang skema Uni Eropa untuk berbagi beban menghadapi gelombang pengungsi Timur Tengah.
Di ibu kota Polandia, Warsawa hampir 5.000 orang meneriakkan slogan-slogan anti-Islam. Mereka berbaris melewati jalan-jalan kota. "Islam akan menjadi kematian Eropa," demikian tertulis pada salah satu spanduk, dilansir dari EurActive, Selasa (15/9). .
Polandia, negara anggota Uni Eropa yang sangat kuat memegang nilai-nilai Katolik ini memiliki populasi 38 juta. Negara ini hampir tidak mengalami banjir pengungsi, meskipun Eropa mengalami pergerakan imigran terbesar sejak Perang Dunia II.
"Kami di sini sampai pemerintah mendengar suara kami dan meninggalkan rencana untuk menyambut Muslim," kata salah satu penyelenggara kepada khalayak setelah memulai pawai dengan doa ala Katolik Roma.
Panitia mengklaim demonstrasi ini menarik perhatian 10 ribu orang. Namun polisi menolak untuk mengonfirmasi angka tersebut.
Sekitar 1.500 demonstran antipengungsi juga berunjuk rasa di ibu kota Slovakia, Bratislava. "Kau tidak diterima di sini, jadi pulanglah," tulis mereka pada salah satu spanduk. Yang lain mengatakan, "Multikulturalisme adalah utopia, jangan buka perbatasan".