REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Perdana Menteri Yaman Khaled Bahah tiba di Kota Aden, timur Yaman, Rabu (16/9). Ini merupakan kali pertama pejabat pemerintahan Yaman kembali secara permanen ke negaranya setelah dipaksa keluar oleh kelompok pemberontak Houthi pada Juli lalu.
Juru bicara pemerintah Rajeh Badi mengatakan, Bahah yang juga menjabat wakil presiden didampingi oleh tujuh menteri saat tiba di Aden. "Khaled Bahah dan sejumlah menteri yang tiba dengannya di Aden akan tinggal secara permanen," ujarnya kepada Reuters.
Kota berpenduduk satu juta jiwa itu tadak memiliki pemerintahan sejak milisi lokal pro-Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi berhasil mengusir Houthi. Tak sedikit warga yang mengeluhkan buruknya pelayanan sosial. Sampah-sampah serta reruntuhan bekan pertempuran masih tampak jelas di jalanan.
"Keputusan pemerintah untuk pulang ke Aden harus diambil secepatnya sebelum semakin buruknya situasi keamanan dan pelayanan," ujar Lutfi Shatara, politisi Lokal.
Houthi menguasai Ibu Kota Sanaa sejak September 2014. Pemberontak berhasil mendepak Hadi dan kekuasaan. Hadi sempat memimpin dari Aden sebelum mengasingkan diri ke Riyadh.
Koalisi Saudi membantu Hadi melancarkan serangan ke Houthi. Saudi menegaskan, perdamaian hanya bisa terjadi jika Houthi menyerahkan kekuasaan kembali ke Hadi.