REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mulai melaksanakan kesepakatan nuklir Iran pada Kamis (17/9). Ini menyusul berakhirnya waktu Partai Republik untu menggagalkan upaya itu.
Pemerintahan Obama menunjuk seorang diplomat senior untuk memastikan Iran membatasi kemampuan mengembangkan nuklirnya. Sebagai imbalan, sanksi ekonomi terhadap Iran akan diringankan.
Sebelumnya sejumlah senator ingin agar semua sanksi terhadap Iran tetap berlaku sampai negara tersebut mengakui Israel, dan melepaskan semua tahanan AS yang dipenjarakan. Namun upaya ini gagal lantaran senator tak mendapat dukungan suara cukup.
Adapun batas waktu Kongres selama 60 hari untuk mencegah Presiden Barack Obama mengimplementasikan pakta perjanjian nuklir berakhir Kamis malam. Anggota dewan Partai Republik gagal menjegal Obama.
Tak lama setelah pemungutan suara, Kementerian Luar Negeri AS menunjuk Stephen Mull sebagai koordinator pemimpin untuk implementasi nuklir Iran.
‘’Mull yang telah menjabat sebagai duta besar AS untuk Polandia mengambil tanggung jawab penting kesepakatan yang akan membuat Amerika Serikat, teman-teman kita, sekutu di Timur Tengah, dan seluruh dunia lebih aman,’’ kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (18/9).