REPUBLIKA.CO.ID, RIGA -- Pemerintah Latvia pada Kamis (17/9) sepakat menerima tambahan 526 pengungsi berdasarkan rencana kuota Uni Eropa.
Perdana Menteri Latvia Laimdota Straujuma mengumumkan keputusannya sehari setelah Presiden Raimonds Vejonis mengeluarkan dekrit meminta pemerintah menjabarkan sikapnya terkait krisis imigran yang telah mencapai rekor tertinggi tersebut.
Negara dengan dua juta penduduk itu, sebelumnya telah menyetujui untuk menerima hanya 250 pengungsi.
Latvia adalah negara di sisi timur Uni Eropa, di mana negaranya sebagian besar homogen dalam agama, ras, dan etnis dan telah mengambil sikap terkuat untuk melawan imigran yang akan datang.
Republik Ceska, Hungaria, Polandia, dan Slovakia telah bersikukuh menolak sistem kuota wajib yang diusulkan Komisi Eropa untuk merelokasi 160.000 pengungsi, banyak di antara mereka melarikan diri dari konflik di Afrika, Asia, dan Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Edgars Rinkevics memperingatkan pada Selasa (15/9) kegagalan untuk menunjukkan solidaritas bisa memiliki konsekuensi di Uni Eropa dan NATO untuk Latvia, yang bergantung pada negara lain untuk patroli wilayah udaranya.