REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Korban tewas dalam insiden ledakan tanker minyak telah mencapai 182 orang, Jumat (18/9). Insiden terjadi pada Rabu di jalan dari ibu kota Juba ke kota kecil Maridi.
Tanker minyak tersebut sebelumnya mengalami tabrakan dan dikerubuti orang-orang yang ingin mengambil minyaknya. "Mereka tewas seketika tanker meledak," kata juru bicara kepresidenan Ateny Wek Ateny.
Pada Jumat, Komisioner wilayah Maridi, Wilson Thomas Yanga mengatakan jumlah korban meningkat jadi 182 orang. "Sekarang kami sedang mengurus beberapa hal untuk menjaga keamanan lokasi dan fokus pada hal medis," kata Yanga pada Reuters.
Maridi berada di bagian barat Equatoria. Kebocoran minyak dan kecelakaan tanker minyak di Afrika sering terjadi menarik kerumuman orang. Mereka ingin mengambil minyak-minyak yang tumpah tersebut. Hal ini sering kali membawa pada kematian.
Insiden semacam ini pernah terjadi sebelumnya di wilayah Afrika timur karena tanker minyak sering melakukan perjalanan jarak jauh. Tanker sering melintasi wilayah-wilayah dengan penduduk miskin.
Sudan Selatan sedang dilanda krisis ekonomi karena perang sipil yang telah terjadi selama 21 bulan. Perang memperparah inflasi dan menaikan harga bahan dasar, termasuk makanan dan bahan bakar.
Ateny Wek Ateny memastikan bahwa insiden tersebut adalah murni kecelakaan dan tidak ada hubungannya dengan konflik. Pada Juni 2013, sedikitnya 30 orang telah tewas dan beberapa terluka ketika tanker minyak meledak di jalan Uganda.