Sabtu 19 Sep 2015 03:30 WIB

Sebut Obama Muslim dan Bukan Warga AS, Trump Dikritik Politikus AS

Rep: C23/ Red: Bayu Hermawan
Donald Trump
Foto: EPA/Justin Lane
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump meminta para anggota partainya untuk tidak mengoreksi para pendukungnya yang menghujat Barack Obama dengan sebutan muslim dan bukan warga Amerika.

Akibatnya Trump semakin dikritik oleh rivalnya, yang juga berasal dari Partai Republik. Senator Carolina Selatan Lindsey Graham mengatakan Trump bertindak keliru. Dan karenanya, Trump harus meminta maaf pada Obama.

"Dia bermain dalam narasi kebencian. Dia harus atur dengan benar," ujar Graham seperti dilansir dari BBC, Jumat (18/9).

Kritik senada juga diutarakan Hillary Clinton yang berasal dari Partai Demokrat. Menurutnya, retorika yang diungkapkan Trump terhadap Obama kental kebencian. "Itu (retorika Trump) salah dan mengganggu," tegas Hillary.

Selain Hillary dan Graham, terdapat beberapa politikus lainnya yang melayangkan kritik pada Trump. Bahkan Gedung Putih juga ikut merespon dan menganggap Trump bukanlah orang pertama yang melakukan tindakan seperti itu untuk mendapatkan penilaian.

Derasnya kritik pada Trump bermula pada ucapannya yang menyebut Obama adalah seorang muslim dan bukan warga Amerika.

Cibiran terhadap Obama itu juga dilanjutkan oleh para pendukung Trump. Mereka mengklaim Amerika memiliki masalah di dalam negerinya sendiri, dan masalah tersebut adalah Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement