Sabtu 19 Sep 2015 12:48 WIB
penistaan masjid al-aqsa

Serang Masjid Al-Aqsa, Israel Dinilai Biadab

Warga Palestina membersihkan puing-puing akibat serangan polisi Israel ke komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Foto: Reuters/Ammar Awad
Warga Palestina membersihkan puing-puing akibat serangan polisi Israel ke komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerangan tentara Israel ke Masjid Al-Aqsa dinilai sebagai tindakan terkutuk. Kaum Muslim percaya, Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari masjid tersebut setelah sebelumnya dibawa dari Masjid Al-Haram di Mekkah dalam peristiwa Isra' Mi'raj.

"Penyerangan Israel itu tindakan biadab," kata Ketua Umum DPP PPP versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz kepada Republika.co.id, Sabtu (19/9).

Menurut dia, apa yang dilakukan Israel telah melanggar nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM). Apalagi larangannya dilakukan terhadap Muslim yang ingin melakukan ibadah di situs suci tersebut. 

Perbuatan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Umat Islam harusnya bersatu melawan ketamakan Israel. "Hal ini terjadi karena umat Islam terpecah belah," kata Djan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Ahad (13/9) lalu tentara Israel bentrok dengan warga Palestina di area Masjid Al-Aqsa. Kejadian tersebut hanya berselang beberapa jam sebelum dimulainya Tahun Baru Yahudi.

Pasukan Zionis menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa usai shalat Subuh. Mereka menembakkan peluru karet ke dalam masjid sementara para jamaah Muslim masih berada di dalamnya.

Tentara Israel bahkan merusak isi masjid. Menghancurkan jendela-jendela yang sudah ada sejak ribuan tahun. Sejumlah karpet Masjid Al-Aqsa turut terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement