Ahad 20 Sep 2015 10:33 WIB

Protes Kelompok Anti-Islam Pegida Kalah Jumlah di Kanada

Rep: C25/ Red: Ani Nursalikah
Gerakan protes pada kelompok Pegida
Foto: bbc
Gerakan protes pada kelompok Pegida

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kelompok anti-Islam Pegida mengadakan demonstrasi pertama di Kanada, depan gedung legislatif Ontario di Toronto di mana mereka bertemu dengan hampir 100 demonstran antirasis, Sabtu (19/9).

Dilansir dari buzzfeed.com, sejumlah demonstran dari kelompok Pegida yang berkumpul di Queen's Park, membawa berbagai poster yang menyamakan Islam dengan terorisme.

Mereka juga mengolok-olok Nabi Muhammad SAW, dan dipisahkan dengan para demonstran lain yang menolak tindakan rasis. Pengunjuk rasa Pegida berorasi dan menyanyikan lagu-lagu, tapi mudah tenggelam oleh demonstran antirasis.

Polisi berhasil memisahkan pengunjuk rasa Pegida yang kalah jumlah ke tempat aman, ketika kelompok demonstran lain bersorak-sorak kemenangan.

"Kembalilah ke grup Facebook anda," teriak seorang pengunjuk rasa antirasis.

Halaman Facebook kelompok Pegida sendiri memang membanggakan sekitar 5.500 yang mereka klaim sebagai pengikut, dan jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari.

Namun, aksi mereka di Montreal musim semi ini saja dibatalkan pada menit terakhir ketika terang-terangan jumlah kelompok mereka kalah jauh dari demonstran yang kontra terhadap aksi mereka.

Pegida berdiri di Kota Dresden, Jerman pada akhir 2014. Kelompok ini tumbuh dari kecil oleh segelintir orang yang menggelar aksi unjuk rasa menyusul serangan Charlie Hebdo di Prancis.

Namanya adalah singkatan kata Jerman yang diterjemahkan menjadi Patriotik Eropa Terhadap Islamisasi Barat.

Cabang mereka tumbuh di beberapa negara Eropa lain, termasuk di Inggris, dan sekarang ada kelompok di Kanada dan Amerika yang telah mengadopsi nama yang sama dengan posisi anti-Islam.

Gerakan yang tampaknya kehilangan taji pada awal tahun ini seakan telah menemukan energi baru seiring krisis pengungsi di Mediterania yang telah membawa ratusan ribu warga Suriah dan pengungsi lain ke Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement