Ahad 20 Sep 2015 12:30 WIB

Asisten Osama bin Laden Tewas dalam Pertempuran di Suriah

Osama Bin Laden di tempat persembunyian
Foto: Daily Mail
Osama Bin Laden di tempat persembunyian

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang asisten mantan pemimpin Alqaidah, Osama bin Laden, tewas selama pertempuran di dekat dua kota kecil di bagian barat-laut Suriah, kata satu kelompok pemantau pada Sabtu (19/9).

Abu Hassan At-Tunisi, bahasa Arab untuk Abu Hassan dari Tunisia, yang dulu adalah asisten Osama bin Laden di Afghanistan, tewas selama pertempuran sengit yang dilancarkan oleh gerilyawan yang memiliki kaitan dengan Alqaidah terhadap Kota Kecil Kafraya dan Foa, yang kebanyakan penghuninya pemeluk Syiah, di pinggiran Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah, kata Observatorium Suriah mengenai Hak Asasi Manusia.

Kelompok pengawas yang berpusat di Inggris tersebut mengatakan pertempuran berkecamuk selama 24 jam belakangan, dalam serangan paling akhir oleh gerilyawan untuk menyeru kota kecil warga Syiah, yang telah menghadapi pengepungan ketat selama berbulan-bulan sejak sebagian besar Provinsi Idlib jatuh ke dalam kekuasaan kelompok yang berafiliasi kepada Alqaidah.

Sementara itu, stasiun televisi pan-Arab, Al-Mayadeen melaporkan sedikitnya 100 gerilyawan tewas selama pertempuran paling akhir di dekat kota kecil tersebut, sementara gerilyawan Syiah di dalamnya mematah serangan itu.

Observatorium tersebut mengatakan kelompok gerilyawan tersebut pada Jumat (18/9) meledakkan empat kendaraan yang diisi peledak dan menembakkan lebih dari 250 bom mortir ke dalam kedua kota kecil warga Syiah itu.

Angkatan Udara Suriah, katanya, melancarkan serangan udara terhadap posisi gerilyawan di Binnish, kota kecil di Idlib, yang sebagian besar telah jatuh ke dalam kekuasaan gerilyawan, kecuali kedua kota tersebut dan beberapa tempat di pinggirannya.

Pada awal September, gerilyawan di Idlib merebut Pangkalan Udara Abu Ad-Duhur, dana menewaskan 71 prajurit Suriah, kata Observatorium itu. Dihentikannya serangan gerilyawan terhadap Kafraya dan Foa dirundingkan antara delegasi gerilyawan dan Iran dalam beberapa pekan belakangan.

Akan tetapi perundingan itu gagal menyelesaikan situasi di kota kecil tersebut sebab gerilyawan mengajukan tuntutan yang tak bisa dipenuhi oleh pasukan pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement