REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) meluncurkan penyelidikan atas dugaan pencucian uang dalam kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Hal itu diungkapkan Wall Street Journal, Ahad (20/9).
Penyelidikan FBI dilaporkan tidak lama setelah mantan anggota partai berkuasa Malaysia ditangkap sebelum pergi ke Amerika Serikat. Mantan anggota partai tersebut berencana mengajukan laporan polisi dan mendesak pemerintah AS melihat adanya dugaan pencucian uang di 1MDB.
Dewan penasehat 1MDB ini diketuai oleh Perdana Menteri Najib Razak. Dana tersebut menjadi kontroversial dengan utang sebesar 11 miliar dolar AS dan juga manajemen keuangan yang buruk.
Serangkaian investigasi internasional saat ini sedang berlangsung seputar skandal dana tersebut.
Pemerintah Swiss mengatakan, bulan ini mereka membekukan rekening di bank-bank Swiss terkait penyelidikan 1MDB. Otoritas Hong Kong juga mengatakan tengah menyelidiki keluhan terkait kasus itu.
WSJ melaporkan pada Juli lalu, investigator melihat hampir 700 juta dolar AS uang 1MDB ditransfer ke rekening pribadi Najib. Namun, PM Malaysia tersebut membantah mengambil uang dari 1MDB atau manapun untuk keuntungan pribadinya.
Najib menghadapi kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam partai yang berkuasa. Akibat kasus 1MDB ini, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad meminta Najib mundur dari jabatannya.
Beberapa pekan terakhir, demonstran baik dari antipemerintah maupun pro pemerintah turun ke jalan. Unjuk rasa ini meningkatkan kekhawatiran akan stabilitas politik di Malaysia.