REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban mengatakan, perbatasan Eropa terancam oleh para migran dan pengungsi. Orban mengeluhkan sikap migran yang melanggar pintu perbatasan dan diperlukan sikap bersatu.
"Mereka tidak hanya memukul-mukul pintu, tetapi juga melanggar. Perbatasan kami berada di bawah ancaman, Hungaria berada di bawah ancaman, dan begitu juga seluruh Eropa,’’ katanya, Senin (21/9) seperti dikutip dari laman BBC.
Undang-undang baru memungkinkan tentara Hungaria untuk menggunakan peluru karet, gas air mata, dan senjata untuk mengontrol migran di perbatasannya. Polisi Hungaria juga akan diizinkan untuk memasuki rumah pribadi untuk mencari orang yang mereka percaya memasuki negara itu secara ilegal.
Sementara itu, para menteri dari Polandia, Hungaria, Republik Ceko, dan Slowakia bertemu untuk membahas usulan Uni Eropa terkait kuota pengungsi yang mereka tentang. Beberapa negara Uni Eropa ingin migran dibagi lebih merata di seluruh wilayah Uni Eropa. Jerman dan Prancis adalah di antara mereka yang kembali berencana untuk berbagi beban relokasi 120 ribu migran dari Yunani, Italia dan Hungaria.