Rabu 23 Sep 2015 13:00 WIB

Rakyat Palestina Pesimistis Negaranya Merdeka

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Karta Raharja Ucu
Palestina
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mayoritas rakyat Palestina dilaporkan pesimistis negaranya bakal merdeka dari jajahan Israel. Dari jajak pendapat dilaporkan 65 persen warga Palestina tidak percaya lagi solusi dua negara.

Kabar itu disampaikan koordinator khusus Proses Perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov PBB yang pertemuan 32 anggota Palestina dan Israel dari Parenst Circle-Families Forum (PCFF) di kantornya, Selasa (22/9).

Dilansir dari Maannews banyak anggota parlemen Israel saat ini, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara terbuka menolak negara Palestina merdeka.

Bahkan saat ini, Israel terus mencoba melakukan perluasan permukiman ilegal di wilayah yang diduduki penduduk Palestina.

"Jika kami saja yang telah membayar harga tinggi dapat bertemu dengan damai, kami berharap pertemuan damai ini dapat menjadi contoh bagi orang lai," ujar anggota Palestina PCFF Mazen Faraj yang kehilangan ayahnya saat konflik Israel dan Palestina.

Sementara itu, anggota Israel PCFF Iris Segev yang telah kehilangan anaknya mengaku tidak ingin membalas dendam. Hal terpenting adalah proses rekonsiliasai agar ada perubahan karena anak-anak butuh kasih sayang. Ia juga menegaskan konflik harus berakhir.

Hampir 7.000 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel sejak 2000. Angka ini belum termasuk warga Palestina yang dibunuh oleh warga sipil Israel.

Mladenov mendesak kedua belah pihak untuk solusi status quo. Menurut dia, konflik ini tidak tercipta dari batu, ini merupakan hasil dari pilihan pemimpin kedua negara untuk memutuskan siklus perang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement