REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Sedikitnya 717 jamaah haji dari seluruh dunia tewas, Kamis (24/9). Otoritas Arab Saudi menyebut ini bencana terburuk saat ibadah haji selama kurun waktu 25 tahun.
Raja Salman memerintahkan peninjauan rencana haji setelah bencana yang terjadi. Insiden ini terjadi ketika dua kelompok besar jamaah tiba bersama di sebuah persimpangan jalan di Mina untuk melakukan ritual lempar jumrah di Jamarat. Sebanyak 863 orang lainnya terluka.
Bencana tersebut adalah yang terburuk terjadi pada ibadah haji sejak Juli 1990. Saat itu, 1.426 jamaah mati lemas di sebuah terowongan dekat Makkah. Kedua insiden ini terjadi pada Idul Adha (Hari Raya Kurban).
Peristiwa Haji merupakan ibadah tahunan di mana banyak orang dalam jumlah besar bertemu. Banyak diantaranya berdesak-desakan, kebakaran dan kerusuhan namun frekuensinya telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu karena pemerintah menghabiskan miliaran dolar untuk meningkatkan mutu dan memperluas infrastruktur haji, juga melengkapi dengan teknologi pengendalian massa.
Keamanan selama haji adalah masalah politik yang sensitif untuk kerajaan dinasti Al Saud. Ia menampilkan dirinya secara internasional sebagai penjaga Islam Ortodoks dan pemelihara tempat paling suci di Makkah dan Madinah.