Jumat 25 Sep 2015 11:43 WIB

Indonesia dan Iran Bahas Masalah Timur Tengah

Puing pasca serangan udara Suriah
Foto: VOA
Puing pasca serangan udara Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif untuk membahas masalah Timur Tengah.

Keduanya sepakat dialog inklusif adalah kunci keberhasilan penyelesaian masalah di kawasan tersebut. Pertemuan bilateral itu dilakukan Menlu Retno sebelum mengikuti rangkaian Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

Dalam pertemuan pertama sejak dicapainya kesepakatan nuklir Iran dengan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman (5+1), Menlu Retno menyambut baik penandatanganan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) antara Iran dengan negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman pada 14 Juli 2015.

"Kesepakatan ini merupakan capaian historis yang diharapkan dapat memperbaiki hubungan Iran dengan negara Barat dan menjadi titik awal upaya penyelesaian konflik di kawasan Timur Tengah," ujar Menlu Retno dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Jumat (25/9).

Kedua Menlu memberikan perhatian tinggi terhadap perkembangan politik dan keamanan di Timur Tengah. Retno menekankan pentingnya mengedepankan upaya dialog dan diplomasi dalam penyelesaian berbagai masalah di Timur Tengah, termasuk masalah Suriah.

"Menlu Iran sepakat dengan Indonesia dialog inklusif yang melibatkan semua pihak, baik internal maupun eksternal yang terkait dalam penyelesaian masalah Suriah bersifat penting. Menlu Iran mengharapkan Indonesia juga dapat berkontribusi dalam tercapainya rekonsiliasi nasional di Suriah," kata Menlu Retno.

Pada pertemuan bilateral itu, Zarif menyampaikan apresiasi atas inisiatif Indonesia menyelenggarakan pertemuan negara-negara kunci anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mencari penyelesaian damai untuk berbagai konflik yang melanda negara-negara anggota OKI, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Zarif mengatakan Iran mendukung kelanjutan inisiatif positif Indonesia. Dia juga menyampaikan Iran akan mempertimbangkan secara positif permintaan dukungan dari Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020.

Iran merupakan mitra Indonesia dalam menjaga kepentingan bersama di forum-forum multilateral, seperti OKI, Gerakan Non-Blok dan Kelompok Negara Berkembang (Kelompok 77 dan Cina).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement