REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Paus Francis memohon pada Amerika untuk mengakhiri permusuhan terhadap imigran, dalam pidato bersejarahnya sebelum Kongres Amerika Serikat dimulai pada Kamis (24/5). Ia juga meminta AS memperlakukan imigran layaknya manusia atau lebih manusiawi.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Paus 78 tahun itu membawa pesan kekuasaan dan kekayaan AS harus digunakan untuk melayani manusia. Paus yang juga berasal dari keluarga imigran Italia itu dalam pidatonya juga membahas isu-isu liberal dan menekankan nilai-nilai konservatif.
Seruan Paus terkait imigran mendapat sambutan tepuk tangan dari sebagian besar Demokrat juga anggota Kongres dari Partai Republik. Selama ini retorika keras terhadap imigran ilegal telah lama jadi isu dalam perdebatan calon presiden Partai Republik.
Calon Partai Republik Donald Trump bahkan mengatakan, jika terpilih akan mendeportasi 11 juta imigran ilegal.
"Kita tak harus terkejut dengan jumlah mereka, melainkan melihat mereka sebagai manusia, melihat wajah dan mendengar cerita mereka, mencoba merespon dengan cara terbaik yang kita bisa," ungkapnya.
Paus juga menyerukan diakhirinya hukuman mati di seluruh dunia. Seperti diketahui, 31 dari 50 negara bagian di AS masih melaksanakan hukuman tersebut. Ia menganjurkan perekonomian yang lebih adil untuk membantu orang yang terjebak dalam lingkaran kemanusiaan.
Francis kemudian terbang ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB pada Jumat (25/9). Ia juga akan merayakan misa terbuka di Philadelphia pada Ahad (27/9).