REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Arab Saudi sedang berada di bawah tekanan untuk mempertanggungjawabkan tewasnya lebih dari 700 orang saat ritual haji di Mina.
Saudi menduga jamaah haji ikut berperan atas terjadinya peristiwa nahas itu. Saudi menduga para calon haji yang tidak patuh terhadap peraturan pengaturan arus jamaah menjadi salah satu penyebab terjadinya tragedi terburuk musim haji dalam 25 tahun terakhir itu.
Dalam pernyataan yang dimuat di laman kementeriannya, Menteri Kesehatan Khalid al-Falih mengatakan penyelidikan akan segera dilakukan dan total jumlah korban tewas dan luka-luka akan dihitung. Setidaknya 863 calon haji mengalami luka-luka.
"Penyelidikan terhadap peristiwa terinjaknya (para calon haji) yang terjadi hari ini di Mina, yang mungkin disebabkan karena sejumlah (calon) haji bergerak tanpa mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan oleh pihak-pihak berwenang, akan dilangsungkan segera dan akan diumumkan seperti halnya insiden-insiden lainnya," kata pernyataan itu.
Falih mengatakan korban luka-luka sedang dipindahkan ke rumah-rumah sakit di Makkah dan, jika perlu, akan dibawa ke wilayah-wilayah lainnya di negara itu.
Komentar Falih itu tampaknya dilihat oleh para pengkritik kerajaan sebagai upaya lari dari tanggung jawab atas insiden itu. Keselamatan selama musim haji merupakan isu politik sensitif bagi dinasti berkuasa Al Saud, sejak keluarga penguasa menganggap dirinya secara internasional sebagai penjaga Islam ortodoks dan pemelihara tempat-tempat paling suci di Mekkah dan Madinah.
Raja Arab Saudi Salman telah memerintahkan agar rencana-rencana haji setelah tragedi itu ditinjau kembali.
Iran menyatakan kemarahannya atas tewasnya 131 warga negaranya dalam insiden di Mina. Para politisi di Iran menganggap Saudi tidak mampu mengendalikan momen besar tersebut.
Presiden Iran Hassan Rouhani, saat menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, mengutarakan kembali pernyataan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei yang menyalahkan Saudi atas terjadinya tragedi maut di Mina.
"Saya meminta pemerintah Arab Saudi mempertanggungjawabkan terjadinya bencana ini dan memenuhi kewajiban-kewajiban hukum dan Islam menyangkut masalah ini," kata Rouhani dalam pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita negara IRNA.