REPUBLIKA.CO.ID, LUEBECK -- Seorang pengungsi pria beserta dua anak perempuannya dari Deir Al Zor, Suriah, bisa berkumpul kembali bersama sanak keluarganya di Jerman. Padahal, mereka sempat terpisah. Ihab (30) melangkah keluar dari kereta di stasiun Luebeck, Jerman. Tanpa tanpa diduga ia melihat keluarganya ada di peron staiun itu. Tanpa ragu ia langsung mengajak dua anaknya berlari menerobos kerumunan orang untuk menghampiri keluarganya.
"Umi, Umi," teriak Ihab yang langsung memeluk ibu, ayah, saudara serta keluarganya yang lain, yang juga menghampiri Ihab dan dua anak perempuannya.
Orang tua Ihab dan anggota keluarga lain ditemukan berada di penampungan di Luebeck beberapa waktu lalu. Mereka mengaku rindu Ihab dan berharap bisa berkumpul kembali. Harapan itu terwujud di peron kereta api. Mereka pun berbagi tangis suka cita.
Keluarga muda Suriah itu telah menyelesaikan perjalanan mereka selama sepekan di seluruh Eropa, dari Pulau Mediterania Yunani sampai Pantai Baltik Jerman. Mereka telah menyeberangi benua untuk menemukan rumah baru yang aman dari bom barel, artileri dan serangan gas beracun yang telah membunuh ribuan warga sipil selama empat tahun perang saudara di negara mereka.
Mereka pertama kali mencari perlindungan di Lebanon, salah satu tetangga Suriah, meskipun jutaan warga Suriah tersebar antara Turki, Irak dan Yordania.
Pada akhir Agustus, keluarga itu berangkat ke Eropa, mengambil feri ke Turki sebelum membayar seorang pedagang untuk melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu ke pulau Lesbos di Yunani. Dari sana, mereka melakukan perjalanan panjang sejauh 2.000 kilo meter ke arah utara menuju Luebeck.
Setiap tahap perjalanan, baik dengan bus, perahu dan kereta api, telah membawa mereka jauh dari rumah di tepi sungai Eufrat, kota Deir Al Zor, Suriah timur.