Ahad 27 Sep 2015 16:03 WIB

Ini Isi Pembicaraan Barat hingga Rusia untuk Akhiri Konflik Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Joko Sadewo
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) yang tengah berjuang melawan pasukan presiden Suriah, Bashar Al Assad.
Foto: Reuters/Khalil Ashawi
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) yang tengah berjuang melawan pasukan presiden Suriah, Bashar Al Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para pemimpin dunia sedang berupaya menyelesaikan konflik di Suriah yang telah menyebabkan gelombang pengungsi. Upaya baru untuk mengakhiri konflik akan masuk agenda penting dalam pertemuan Sidang Umum PBB di New York, Senin (28/9).

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan, ia melihat adanya kesempatan untuk bergerak maju dalam penyelesaian konflik empat tahun di Suriah setelah bertemu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Sabtu (26/9). Para pejabat Barat mengatakan, Kerry ingin memulai upaya baru untuk menemukan solusi politik konflik Suriah di Sidang Umum PBB.

Tak jelas apa peran yang mungkin akan dimainkan Iran, yang merupakan pendukung lama Presiden Bashar Al-Assad. AS telah lama mengatakan, Assad harus segera meninggalkan Suriah.

"Kita perlu untuk mencapai perdamaian dan jalan ke depannya di Suriah, Yaman, dan wilayah tersebut. Ada peluang pekan ini, melalui diskusi ini, membuat beberapa kemajuan," ungkap Kerry pada wartawan sesaat sebelum foto bersama Zarif.

Pejabat senior Iran mengatakan, negaranya bersedia untuk membahas Suriah dengan AS. Menurutnya, Iran memegang kunci untuk membentuk perdamaian dan keamanan di kawasan itu.

"Oleh karena itu kami mengusulkan pandangan dan solusi kami untuk mengakhiri krisis di Suriah dan Yaman atau masalah regional lainnya," kata pejabat Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement