Ahad 27 Sep 2015 23:59 WIB

Pejabat Senior Cina Kunjungi Muslim di Xinjiang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Muslim Cina di Kota Linxia, Cina.
Foto: AP
Muslim Cina di Kota Linxia, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Pemimpin paling senior keempat di Cina, Yu Zhengsheng yang juga penasihat politik Cina menegaskan bahwa pemerintah akan mempertahankan tekanan berat pada wilayah Xinjiang untuk memerangi ekstrimis di sana. Itu diungkapkan Yu ketika mengunjungi Xinjiang yang merupakan jantung etnis Uighur beragama Islam, Sabtu (26/9).

Yu juga mendesak para tokoh agama untuk berani memimpin memerangi ekstrimisme. Menurutnya, pemerintah menghadapi ancaman serius dari separatis di perbatasan Asia Tengah tersebut.

Ratusan nyawa telah melayang dalam kekerasan sejak beberapa tahun terakhir. Yu mengatakan, tujuan utama pemerintah atas Xinjiang adalah stabilitas jangka panjang. "Dari awal hingga akhir tetap menjaga tekanan dan tegas mempertahankan kehidupan yang damai," kata Yu ketika mengunjungi kota kuno Silk Road, Kashgar di Xinjiang bagian selatan.

Yu saat ini bertanggung jawab atas kelompok-kelompok agama dan etnis minoritas di Cina. "Xinjiang selatan adalah wilayah pertempuran utama dalam memerangi separatis," kata dia dalam kunjungan satu harinya itu.

Kunjungannya dihadiri tokoh-tokoh setempat. Ia juga menyambangi pusat militer Xinjiang. Pada para tentara ia mengatakan mereka adalah kekuatan utama untuk melindungi stabilitas.

Saat bertemu dengan tokoh agama Xinjiang, Yu mengatakan mereka memiliki peran penting untuk mengalahkan ektrimisme. "Tokoh agama harus berani menyatakan sikap pada saat kritis dan terus mengambil peran utama dalam mengentaskan ekstrimisme di Xinjiang," kata Yu.

Tokoh agama juga diharapkan bisa mempromosikan kesatuan berbagai kelompok etnis. Kunjungan Yu ditampilkan dalam situs pemerintah. Foto-foto di dalamnya menunjukan Yu yang tersenyum dan terlihat akrab dengan tokoh Muslim Uighur yang bersorban dan berjenggot.

Pada Sabtu, Yu juga mengunjungi Masjid terbesar di Cina, Mesjid Id Kah yang didirikan pada 1442. Di sana, semua hadirin tampak patuh mendengarkan sambutannya. "Para perwakilan komunitas agama satu demi satu mengatakan bahwa mereka akan senang bisa melindungi kesatuan etnis," katanya.

Kunjungan Yu dilakukan ketika Cina bersiap merayakan 60 tahun didirikannya Wilayah Otonomi Xinjiang. Wilayah yang kaya akan energi ini merupakan basis Muslim yang dikenal sebagai etnis Uighur. Xinjiang juga merupakan zona pengembangan ekonomi Cina.

Meski pemerintah melaporkan kekerasan berbasis etnis agama sering terjadi di Xinnjiang, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan Cina tidak pernah mengajukan bukti meyakinkan terkait keberadaan kelompok militan yang memerangi pemerintah. Ratusan orang dilaporkan tewas dalam konflik etnis tersebut.

Dikutip Xinhua, kedatangan Yu disambut oleh penduduk dan pejabat lokal di Kashgar, pusat warga sipil Uighur. Ia juga dijadwalkan menghadiri simposium perayaan 60 tahun yang akan digelar satu Oktober. Selain membahas isu ekstrimis, Yu juga meminta pejabat lokal meningkatkan ekonomi, lapangan kerja, standar hidup masyarakat dan konsolidasi etnis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement