REPUBLIKA.CO.ID, AUXERRE -- Sebuah sekolah di Prancis menuai kemarahan masyarakat Islam dan Yahudi. Pasalnya, murid-murid Muslim dan Yahudi dipaksa mengenakan cakram berwarna merah di leher ketika jam makan siang di kantin.
Pihak sekolah mengungkapkan, benda yang dipasang di leher murid itu menandakan bahwa mereka tidak akan disajikan makanan mengandung babi. Sekolah dasar Piedalloues di Auxerre, Burgundy menerapkan aturan memberikan cakram berwarna merah bagi murid yang tidak memakan babi dan cakram kuning bagi murid yang tidak makan daging.
Penerapan aturan tersebut menuai kemarahan wali murid beserta tokoh masyarakat. Masyarakat Yahudi bahkan mengatakan penggunaan hal-hal semacam itu hanya mengingatkan mereka ketika Nazi berkuasa. ”Hal ini harus ditentang, ini hanya mengingatkan kita kepada era gelap,” ujar tokoh masyarakat Yahudi Malika Ounès seperti dilansir dari the Telegraph.
Direktur komunikasi kantor wali kota setempat, Christian Sautier menyesali penerapan aturan itu. Menurutnya, tidak ada yang berhak melakukan diskriminasi semacam itu kepada anak-anak. Ia menilai aturan itu langsung diberikan kepada petugas kantin tanpa meminta persetujuan otoritas lokal. ”Kita sudah mempelajari itu, wali kota akan mengadakan penyelidikan,” ujarnya.
Penyajian makanan alternatif tanpa mengandung babi bagi murid sekolah tergolong isu sensitif di Prancis. Pasalnya, kubu sayap kanan menentang keras praktek seperti itu. Pemimpin kelompok sayap kanan, Marine Le Pen menuai kontroversi setelah mencoba menghentikan penyajian makanan non-babi di kantin-kantin sekolah. Bahkan, mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy berada di kubu yang menentang penyajian makanan non-babi.