REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sepanjang hari Senin (28/9), bentrokan untuk kedua kalinya kembali terjadi antara polisi dan tentara Israel dengan warga Palestina yang melakukan aksi unjuk rasa di Masjid Al Aqsa.
"Setidaknya 370 tentara dan polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa melalui gerbang Al-Mugharbeh dan Al-Silsila, menembakkan gas air mata, granat dan peluru karet di dekat jemaah Masjid Al-Qibali," kata saksi mata, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (28/9).
Sejumlah saksi di tempat kejadian membenarkan kalau 20 tentara Israel memang naik ke atap Masjid Al-Qibali --salah satu masjid di kompleks masjid Al Aqsa, menghancurkan jendela dan menembaki jamaah.
Direktur Masjid Al Aqsa, Sheikh Omar al-Qiswani, mengatakan warga Palestina ditembaki dengan peluru karet dan 25 warga Palestina menderita inhalasi gas air mata.
Ia menambahkan tentara Israel menutup semua gerbang Masjid Al-Qibali dengan rantai besi dan mengepung Masjid Al-Aqsa. Mereka mencegah pria berusia di bawah 50 tahun untuk memasuki kompleks Masjid Al Aqsa.
Setelah bentrokan pada Ahad pagi, polisi dan tentara Israel dilaporkan menggunakan peluru karet dan granat kejut.Bahkan, pelarangan untuk laki-laki berusia di bawah 50 tahun untuk masuk ke masjid sudah diumumkan oleh polisi.
Ketegangan memang meninggi selama dua pekan terakhir, yang membuat keamanan di sekitar komplek diperketat, bertepatan dengan serangkaian hari libur keagamaan Muslim. Yahudi juga akan merayakan hari libur keagamaan pada pekan ini, sepekan setelah pelaksanaan Idul Adha bagi umat Muslim.
Komplek Al-Aqsa sendiri memang dianggap suci oleh kedua pihak, baik umat Muslim ataupun Yahudi yang menyebutnya sebagai Temple Mount.