Selasa 29 Sep 2015 09:24 WIB

Debat Tingkat Tinggi PBB Dimulai

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (28/9).
Foto: AP
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pertemuan ke-70 Sidang Majelis PBB pada Senin (28/9) memulai debat umum tingkat tinggi tahunan di Markas Besar PBB, New York.

Debat memfokuskan pada peringatan ke-70 PBB, perdamaian dan pembangunan di dunia pada umumnya.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, saat berpidato pada Sidang Majelis Umum, mengatakan negara anggota perlu mendengarkan seruan pada Piagam PBB. Negara anggota PBB juga perlu bertindak menanggulangi tantangan global, termasuk perubahan iklim, perang dan konflik, krisis migrasi serta pengungsi.

"Itu berarti kita harus melakukan apa saj yang dapat kita lakukan untuk menutup jurang pemisah antara dunia apa adanya, dan dunia yang semestinya," kata Ban.

Presiden Pertemuan Ke-70 Sidang Majelis Umum Mogens Lykketoft mengatakan sasaran pembangunan yang berkelanjutan yang telah disahkan dalam pertemuan puncak sebelum debat umum, hanya dapat diwujudkan ketika negara anggota meningkatkan upaya mereka mengakhiri kemiskinan dan menciptakan model pertumbuhan ekonomi yang antara lain melibatkan semua pihak.

"Tak pernah sebelumnya demikian banyaknya manusia menikmati hidup yang demikian baik, tapi tak pernah sebelumnya kita menghadapi risiko yang lebih besar mengenai gangguan mendasar kondisi kehidupan dasar pada Bumi kita yang kecil," katanya.

Ia merujuk kepada tantangan global seperti perubahan iklim, ketegangan dan konflik regional.

Sebanyak 140 kepala negara dan pemerintah dijadwalkan menghadiri debat umum tahun ini, yang dijadwalkan berlangsung dari 28 September sampai 3 Oktober. Masing-masing pembicaraan diberi waktu 15 menit di podium untuk menjelaskan tema tahun ini "The United Nations at 70. A New Commitment to Action".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement