REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Generasi muda Australia cenderung meninggalkan negaranya akibat terjadi perlambatan ekonomi dan peningkatan jumlah pengangguran.
Demikian terungkap dalam hasil survei yang dilakukan perusahaan tenaga kerja Robert Walters pekan ini. Survei ini menyebutkan, hampir sembilan dari 10 anak muda di Australia dan Selandia Baru ingin bekerja di luar negeri.
Namun demikian, dari lebih 400 perusahaan yang disurvei, mayoritas mengakui tidak memberikan peluang seperti itu bagi pekerjanya.
Dirut Robert Walters, James Nicholson menjelaskan, spekulasi mengenai perlambatan ekonomi dan peningkatan jumlah pengangguran mendorong generasi muda pergi ke mancanegara mencari pekerjaan impiannya.
"Generasi muda ini tumbuh dalam dunia yang tanpa batas dengan akses lebih luas terhadap perjalanan internasional, jadi memang standar mereka sudah tinggi sejak awal," jelas Nicholson.
"Kita melihat trennya kini berbalik dari banyaknya pekerja asing datang ke Australia menjadi sebaliknya," katanya.
Laporan itu juga mengungkapkan lebih dari separuh generasi muda mengalami atau setidaknya melihat terjadi permasalahan antargenerasi di tempat kerjanya masing-masing.
Sementara delapan dari 10 perusahaan menyatakan percaya sumber konflik di tempat kerja adalah penyebab generasi muda ingin cepat-cepat menanjak karirnya. Namun, satu dari empat generasi muda menyatakan sumber masalah di tempat kerja justru karena generasi tua enggan menggunakan teknologi baru.