Selasa 29 Sep 2015 18:33 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsa

Bank Dunia: Konflik Israel-Palestina Berisiko Tinggi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Polisi Israel menerobos kompleks Masjidil Al Aqsa saat terjadi bentrokan dengan pendudukan Palestina.
Foto: EPA/Abir Sultan
Polisi Israel menerobos kompleks Masjidil Al Aqsa saat terjadi bentrokan dengan pendudukan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Bank Dunia dalam laporannya memperingatkan risiko tinggi status politik dan ekonomi jika konflik Israel-Palestina terus berlanjut.

"Bertahannya situasi (konflik Israel dengan Palestina) ini berpotensi menyebabkan kerusuhan politik dan sosial. Singkatnya, berisiko terjadi konflik dan kerusuhan sosial yang tinggi," kata Bank Dunia saat merilis laporan, Selasa (29/9), seperti dikutip dari laman Al Arabiya.

Persentase penduduk Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 39 persen di Gaza dan 16 persen di Tepi Barat. Lembaga tersebut menambahkan, warga Palestina semakin miskin terutama dalam tiga tahun terakhir. Tak hanya itu, dukungan donor telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama Jalur Gaza yang dilanda perang.

Angka pengangguran tetap tinggi, terutama di kalangan pemuda Gaza yang melebihi 60 persen dan 25 persen warga Palestina saat ini hidup dalam kemiskinan. "Blokade di Gaza yang diberlakukan oleh negara-negara tetangga harus dibuka,’’ katanya mengacu pada negara Yahudi dan Mesir.

Laporan Bank Dunia juga memuji kemajuan sangat baik yang dibuat oleh Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat dalam mengurangi defisit fiskal. Dikatakan Bank Dunia, pengangguran di Tepi Barat pada semester pertama 2015 telah turun menjadi 16 persen.

Angka pengangguran ini turun dari 18 persen pada periode yang sama tahun lalu berkat meningkatnya jumlah warga Palestina yang bekerja di Israel yang mencapai 112.200 jiwa. "Bahkan meskipun tanpa kesepakatan akhir perdamaian, ada potensi peningkatan perekonomian Palestina yang cukup besar jika perjanjian yang ada diimplementasikan dan pembatasan dicabut," kata Bank Dunia. Diperkirakan ada pertumbuhan 2,9 persen di wilayah Palestina tahun ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement