REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sebagian besar korban tewas akibat serangan bom di Suriah adalah anak-anak. Hal tersebut disimpulkan peneliti dalam laporan yang dipublikasikan Selasa (29/9) di jurnal Medis British.
Sebelumnya penelitian pada lebih dari 78 ribu korban sipil yang tewas sejak Maret 2011 hingga Januari 2015, menyebut korban wanita dan anak-anak hanya seperempat.
Namun setelah peneliti menyortir kembali berdasarkan bagaimana korban tewas, baik pengeboman, serangan udara dan ledakan darat, diketahui mayoritas tewas adalah anak-anak. Posisi kedua ditempati wanita.
Adapun laki-laki memang paling banyak terbunuh, namun sebagian besar karena ditembak atau dieksekusi.
"Pemerintah dan faksi pemberontak di Suriah mengklaim mereka menargetkan bom pada basis musuh, tapi penemuan kami mengindikasikan sebagian bom justru menewaskan anak-anak," kata tim peneliti yang dimimpin oleh Debarati Guha-Sapir di Universite Catholique de Louvain, Belgia, dikutip NBC News.
Penemuan ini menunjukan bahwa perang sipil Suriah melanggar resolusi yang diadopsi Dewan Keamanan PBB pada Februari 2014. Resolusi tersebut menyeru penghentian serangan terhadap warga sipil.