REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS --Amnesty International pada Rabu (31/9) waktu setempat menyatakan, setidaknya 1.600 orang terbunuh dalam konflik Boko Haram sejak Juni.
Jumlah tersebut membuat total korban dari masyarakat sipil mencapai 3.500 orang tahun ini. Kematian di Nigeria, Kamerun, Chad, dan Niger timbul karena serangan militer melawan kelompok militan Islam yang terjadi beberapa pekan terakhir, ungkap organisasi HAM tersebut.
"Jumlah orang yang terbunuh sejauh ini sangat mengejutkan dengan lebih dari 3.500 korban jiwa berasal dari warga sipil selama kurang dari 300 hari," ujar Direktur Penelitian dan Advokasi Afrika Amnesti Internasional, Netsanet Belay.
"Pemerintah negara-negara yang terkena dampak harus mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan untuk memastikan keamanan sipil di daerah-daerah terdampak," kata Belay.
Tentara Nigeria secara khusus telah memperoleh keuntungan signifikan dengan menghancurkan kamp-kamp pemberontak di timur laut, menangkap beberapa komandan yang menjadi tersangka, serta membebaskan ratusan wanita dan anak-anak yang disekap oleh kelompok militan itu.
Pada Rabu (29/9), Abuja mengatakan pihaknya telah menangkap 315 anggota teroris yang menyerah setelah sebelumnya berusaha mengeksplorasi penciptaan "lorong aman" untuk menyatukan kembali mereka yang telah melepaskan ideologi ekstrem kelompok.