Kamis 01 Oct 2015 20:38 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsa

'Mati Adalah Harga yang Murah untuk Lindungi Al-Aqsa'

Rep: c33/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Israel menerobos kompleks Masjidil Al Aqsa saat terjadi bentrokan dengan pendudukan Palestina.
Foto: EPA/Abir Sultan
Polisi Israel menerobos kompleks Masjidil Al Aqsa saat terjadi bentrokan dengan pendudukan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kepala pergerakan Islam di Israel, Syekh Raed Salah, mengatakan akan terus melawan rencana Zionis untuk membagi peruntukan Masjid Al-Aqsa. Sebelumnya, ada rencana Israel untuk menyekat Al-Aqsa menjadi dua bagian untuk Muslim dan Yahudi.

Salah menegaskan akan berjuang menghadapi kekejaman tindakan Israel. Ia mengaku tidak gentar dengan perlawanan Israel pada umat Islam yang melindungi Al-Aqsa.

”Kita akan melanjutkan perjuangan menghadapi Israel yang ingin mencaplok Al-Aqsa,” ujarnya seperti dilansir dari Middle East Monitor. 

Ia menolak tegas segala macam rencana Israel untuk membangun kuil Yahudi di wilayah Al-Aqsa. Menurutnya, Israel hanya bermimpi jika warga Palestina akan setuju kalau Al-Aqsa dibagi menjadi dua bagian.

”Segala macam ancaman Israel tidak akan melemahkan semangat pergerakan Islam yang melindungi Masjid Al-Aqsa. Kita akan meneruskan mempertahankan Al-Aqsa dengan tetap berada di dalamnya,” ujarnya.

Salah menjelaskan tokoh Israel Reuven Rivlin pernah mengatakan Hamas dan pergerakan Muslim lain  yang menjadi sumber teror di Yerusalem dan sekitarnya. Salah mengaku ia beserta organisasi Islam lainnya pernah diancam akan dihentikan.

Bahkan ancaman penjara dan tahanan rumah sudah pernah ia rasakan.”Untuk menjadi tahanan, disingkirkan, terluka atau mati adalah harga yang murah untuk melindungi Al-Aqsa. Kita tidak takut ancaman dari Ya’alon atau Netanyahu. Kita hanya takut Allah dan melindungi Al-Aqsa akan dilakukan selamanya,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement