REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Untuk mencoba dan memahami bagaimana bakteri dapat bergerak begitu cepat, para ilmuwan telah mensintesa suara bakteri tunggal.
Beberapa bakteri berenang menggunakan baling-baling berputar kecil yang disebut ‘flagella’.
Ashley Nord dan Matt Baker mensintesa suara baling-baling berputar ini ketika mereka melekatkan manik polister mikroskopis ke flagella bakteri, sebagai bagian dari penelitian tentang penyebab berputarnya bakteri.
Suara yang bisa Anda dengar mungkin seperti pesan alien atau hari berangin di Kutub Selatan ketimbang suara motor klasik, dan suara itu memudar ketika bakteri mati.
Tetapi jika kita bisa membuat mikrofon yang cukup kecil, Anda akan mendengar suara bakteri E coli berenang.
Ketika Ashley dan Matt menyalakan sinar laser pada manik-manik mikroskopis yang dengan susah payah mereka lekatkan ke bakteri, mereka mampu mempelajari gerakan flagel yang berbentuk seperti ekor.
Masukan datanya ke dalam program yang dihasilkan gelombang suara maka Anda bisa mendengarnya, meskipun ia dimainkan delapan kali dari kecepatan normal.
Sejak pertengahan 1990-an, teknik laser/manik tersebut telah mengungkap hampir semua yang kita tahu tentang bagaimana cara kerja motor kecil itu, dari langkah-langkah berbeda yang terlibat dan energi yang terlibat dalam peralihan arah motor.
Membuat teknik itu bekerja dengan manik-manik yang lebih kecil artinya bahwa resolusi yang lebih baik memungkinkan. Pelacakan lebih tepat dari gerakan itu berarti "Anda bisa melihat persis apa yang motor lakukan", kata Matt. Ukuran manik saat ini telah mengecil ke diameter 80 nanometer.
Dengan membandingkan gerakan ketika manik berukuran berbeda dilekatkan pada flagela, tim penelitian mampu menghitung energi yang dibutuhkan untuk memutar motor, karena manik yang lebih besar memerlukan lebih banyak torsi dan energi.
Dan itu artinya, tim penelitian bisa menghitung hal terpenting dari kinerja setiap motor, yakni kurva kecepatan torsi.
Ashley tengah meneliti perbaikan kurva di Perancis, tempat di mana ia menggunakan manik magnetik untuk menguji respon motor ketika ia mendorong dan menarik manik dengan magnet.
Jadi apa yang ditemukan di dalam bakteri?.
Ada masalah kecil dalam penyelesaian matematika yang belum terpecahkan.
Ada ‘ketidakcocokan (energi) dalam motor’, kata Matt. Ia mengkonsumsi lebih banyak energi ketimbang yang bisa kita perkirakan ketika berputar.
Gambar resolusi tertinggi tak cukup untuk memecahkan teka-teki, sehingga tim Dr Matt di Institut Penelitian Jantung Victor Chang di Sydney ‘mencoba membangun motor secara sintetis untuk memeriksa bagaimana semua bagian bekerja bersama-sama’.
Tungkai bionik pertama di dunia untuk bakteri akan diteliti segera.