Jumat 02 Oct 2015 06:23 WIB

Israel Kembali Ajak Palestina Rundingkan Perdamaian

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perdana Menteri Israel kembali mendatangi markas PBB. Kamis (1/10) untuk menyerukan dimulainya kembali perundingan perdamaian dengan Palestina. Kedatangan Benjami Netanyahu itu juga dalam rangka kesepakatan nuklir Iran.

"Saya siap untuk segera, segera melanjutkan perundingan perdamaian langsung dengan Palestina tanpa prasyarat apapun," kata Benjamin Netanyahu dalam Majelis Umum.

Netanyahu mengaku sangat memahami kondisi Presiden Palestina Mahmoud Abbas. "Presiden Abbas, aku tahu itu tidak mudah saya tahu itu sulit..," kata dia.

"Tapi kita berutang kepada rakyat kita untuk mencoba. Untuk terus mencoba. Karena bersama-sama... jika kita benar-benar duduk dan mencoba untuk menyelesaikan konflik ini antara kami ... kita bisa melakukan hal-hal yang luar biasa bagi orang-orang kami," tambah Netanyahu.

Ajakan perundingan damai dari Netanyahu seiring dengan dijadwalkannya sang perdana menteri untuk berbicara dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih pada bulan November. Hubungan dingin Israel-AS sempat terjadi selama kampanye pemilihan kembali Netanyahu saat ia menolak solusi dua negara bagi perdamaian dengan Palestina.

Dengan proses perdamaian tersebut. Sebagian pihak meyakini akan menyurutkan tensi ketegangan yang terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa yang telah terjadi pemberontakan berkelanjutan usai Israel membatasi akses Muslim untuk masuk.

Abbas mengatakan kepada PBB pada Rabu bahwa penolakan Israel untuk membebaskan tahanan Palestina dan menghentikan kegiatan polisi di permukiman, berarti bahwa Palestina tidak bisa lagi merasa terikat dengan perjanjian masa lalu.

"Mereka (Israel) membuat kami tidak punya pilihan selain bersikeras bahwa kita tidak akan berada dalam komitmen untuk pelaksanaan perjanjian ini, sementara Israel terus melanggar," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement