REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina berencana mengurangi emisi karbonnya hingga 70 persen pada 2030, Jumat (2/10). Beberapa negara telah mengajukan rencananya untuk membatasi produksi gas rumah kaca sebelum konferensi tingkat tinggi terkait iklim digelar Desember di Paris, Prancis.
"Filipina berkomitmen mengurangi emisi karbon sebanyak 70 persen pada 2030, yang dihasilkan dari energi, transportasi, limbah, hutan dan sektor industri," kata Juru bicara kepresidenan Filipina, Herminio Coloma dalam pernyataan.
Ia mengatakan Filipina adalah salah satu negara paling rapuh terhadap imbas perubahan cuaca. Beberapa topan telah menyambangi negara kepulauan tersebut hingga menyebabkan kerusakan parah.
Topan pada 2013 bahkan menewaskan lebih dari 7.000 orang. "Penurunan emisi ini akan dilakukan jika sumber dana, pengembangan teknologi dan kapasitas negara memungkinkan," kata Coloma.
Para pakar menyebutkan, meski 140 negara mengajukan komitmen untuk mengurangi emisi, perubahan cuaca masih mungkin terjadi. Para ilmuwan sebelumnya mendesak agar semua negara mencegah Bumi menghangat hingga dua derajat di atas suhu saat ini.
Pasalnya, dua derajat saja bisa menyebabkan kekeringan parah dan meningkatkan permukaan air laut sehingga pulau-pulau kecil bisa tenggelam. Belum lagi dampak perubahan iklim yang akan dihasilkan jika suhu bumi naik.