Jumat 02 Oct 2015 20:24 WIB

Kekerasan di Penampungan Pengungsi Bisa tak Terkendali

Pengungsi asal Timur Tengah.
Foto: Reuters/Marko Djurica
Pengungsi asal Timur Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kekerasan di kalangan pencari suaka di pusat penampungan di Jerman terancam keluar kendali, kata Kepala Kepolisian Jerman, Jumat (2/10).

Selama September saja, lebih dari 200 ribu pendatang diperkirakan tiba di Jerman atau hampir sama dengan jumlah pengungsi selama setahun. Pemerintah memperkirakan kedatangan pengungsi sepanjang 2015 bisa mencapai 800 ribu atau lebih.

Pada 2015, lebih dari 500 ribu pendatang mencapai Uni Eropa, banyak di antaranya menghindari perang di Timur Tengah dan Afrika, dan beberapa lagi ingin mendapatkan kehidupan lebih baik di Uni Eropa dengan negara tujuan paling disukai adalah Jerman dan Swedia.

"Kami menghadapi bahaya keadaan di penampungan pengungsi akan keluar kendali," kata Kepala Kepolisian Rainer Wendt kepada harian Bild.

"Pengalaman kami menunjukkan di banyak tempat setiap hari terdapat bentrokan berdarah yang, sayangnya, sangat dipersiapkan dan mempunyai sasaran dengan motivasi agama dan kesukuan," katanya.

Polisi Jerman menahan 15 pencari suaka yang diduga terlibat dalam perkelahian di penginapan mereka di Suhl, provinsi Thuringia di timur. Insiden itu melukai 11 orang.

Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere juga memperingatkan mengenai kekerasan di pusat-pusat penampungan pencari suaka. Kepada stasiun penyiaran ZDF, Kamis (1/10), ia mengatakan meski para pengungsi bersyukur sudah tiba di Jerman, hal itu tidak mengubah sikap beberapa orang sekarang ini.

"Mereka melakukan pemogokan karena tidak suka akomodasinya dan mereka memancing masalah karena tidak suka makanannya. Mereka saling pukul di fasilitas untuk pencari suaka," katanya.

"Itu masih kasus kecil untuk sementara tetapi kami harus mengatakan dengan jelas siapapun yang datang ke Jerman  harus mau dikirim kemana pun, ambil bagian dalam proses yang terbuka dan menghormati sistem hukum kami," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement