REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Konflik di Yaman yang berlangsung selama enam bulan terakhir telah menewaskan 505 anak, dan 701 lainnya terluka. Hal itu terungkap dalam laporan Badan Anak untuk PBB (Unicef), kemarin.
Unicef menambahkan, konflik berkepanjangan juga menyebabkan 530 ribu anak berisiko terkena dampak malnutrisi berat. Jumlah itu lima kali lebih besar dibandingkan dengan data sebelum konflik.
Begitu pula, 1,7 juta remaja terancam malnutrisi karena minimya jumlah pasokan makanan. "Bersama dengan hari-hari yang terlewati, anak-anak melihat harapan dan mimpi masa depan mereka telah hancur. Rumah, sekolah dan komunitas mereka telah rusak, dan nyawa mereka terancam penyakit dan malnutrisi," ujar Julien Harneis, perwakilan Unicef di Yaman.
Selain persoalan nutrisi, keterlibatan anak dalam pertempuran juga memprihatinkan. Tahun ini sudah ada 606 kasus terverifikasi, jauh lebih besar dibandingkan 2014 sebesar 156. Anak-anak telah dimanfaatkan oleh kelompok bersenjata," ujar Juru bicara Unicef Boulierac, kemarin.
Koalisi Saudi melancarkan serangan ke pemberontak Houthi sejak 26 Maret lalu. Saudi menegaskan, perdamaian hanya bisa dilakukan jika Houthi menyerahkan kembali kekuasaan ke Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi.