Senin 05 Oct 2015 15:17 WIB

Masjid Parramatta Digeledah Terkait Insiden Penembakan Polisi

Pelaku penembakan di depan markas kepolisian Parramatta,Farhad Jabar Khalil Mohammad, 15, tidak dikenal kepolisian.
Foto: abc
Pelaku penembakan di depan markas kepolisian Parramatta,Farhad Jabar Khalil Mohammad, 15, tidak dikenal kepolisian.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah masjid di Parramatta digeledah polisi terkait peristiwa penembakan pada Jumat (2/10) yang menewaskan seorang polisi sipil senior.

 

Penyelidikan kasus penembakan ini masih terus berlangsung. Pelaku diduga berasal dari keluarga pengungsi keturunan Iran. Farhad Jabar Khali Mohammad (15 tahun) menembak dan membunuh anggota polisi sipil, Curtis Cheng dalam jarak dekat di luar Kantor Polisi Parramatta.

 

Sumber ABC yang juga seorang pejabat senior di Kepolisian Australia mengatakan sebelum melakukan penembakan, Farhad sempat mendatangi masjid.

 

Masjid yang menurut kabar telah digeledah pada Jumat malam, hanya berjarak beberapa blok saja dari lokasi penembakan yang menewaskan Curtis Cheng (58) ketika ia hendak meninggalkan kantor tempatnya bekerja pada Jumat sore pukul 16.30 waktu setempat.

 

Tokoh senior di Masjid Parramatta membenarkan polisi melakukan penggeledahan untuk mencari paket berwarna hitam yang mereka yakini digunakan Farhad untuk membawa senjata yang digunakan membunuh Cheng.

 

Polisi mengatakan penggeledahan itu dilakukan dengan didampingi pengurus dan petinggi masjid  yang sangat kooperatif dalam membant polisi melakukan penggeledahan. Sebelumnya, sumber di kepolisian mengatakan remaja pelaku pembunuhan itu menggunakan senjata revolver dan tidak kenal dengan korban.

 

Setelah menembak Curtis Cheng, Farhad melakukan penembakan ke arah petugas yang langsung keluar dari gedung begitu mendengar suara tembakan. Farhad tewas seketika saat polisi melakukan tembakan balasan dan langsung mengenainya.

 

Seorang sumber di penegakan hukum mengatakan tampaknya Farhad melakukan aksinya seorang diri.

 

"Warga yang dimintai keterangan di masjid mengaku sempat melihat Farhad usai shalat. Ada informasi awal kalau tampaknya remaja itu melakukan aksinya seorang diri,” kata sumber itu.

 

Mereka mengatakan setelah shalat Farhad mengenakan jubah hitam.

 

Neil El-Kadomi dari Masjid Parramatta mengatakan Farhad pernah mengunjungi masjid itu sebelumnya namun tidak mengetahui namanya.

 

"Karena dia sangat pendiam jadi tidak ada yang terlalu memperhatikannya. Dia tidak dikenal di masjid ini, dia datang untuk menyembuhkan dirinya sendiri sebelum melakukan kejahatan yang merupakan tindakan yang salah," kata El-Kadomi.

 

El-Kadomi mengatakan masjid Parramatta tidak tahu soal penembakan itu dan tidak juga membenarkan tindakan tersebut.

 

"Anak laki-laki itu, dia melakukannya seorang diri, dan meninggal dan alasannya mengapa dia melakukan hal tersebut juga ikut mati bersamanya. Anda harus menjadi warga yang aktif di masyarakat, Anda harus bergabung dengan orang lain untuk membangun Australia. Jadi kami tidak setuju dengan apa yang terjadi di Parramatta. Kami tidak memiliki kaitan apapun dengan insiden penembakan itu dan saya tidak suka jika masjid ini dikait-kaitkan dengan kejahatan,” ujarnya.

 

Sumber ABC seorang pejabat senior di kepolisian Australia mengatakan kakak laki-laki Farhad telah memberitahukan informasi terkait identitas Farhad.

 

Diketahui juga kalau adik Farhad, Shadi pada Kamis telah hilang dan terbang keluar dari Australia dengan naik pesawat Singapore Airlines menuju Istanbul, dan diduga kemungkinan juga tengah berusaha untuk mencapai Irak atau Suriah.

 

Keluarga Farhad mengatakan mereka telah menyerahkan seluruh barang-barang milik Farhad. Polisi juga mengaku telah menggeledah rumah Farhad di Utara Parramatta dan menyita peralatan komputernya.

 

Pemuda itu melakukan pengamatan selama beberapa menit di luar markas polisi sebelum penembakan.

 

"Kehadirannya sempat menarik perhatian orang dan sosoknya sempat terekam dengan iPhone sejumlah warga yang ada di lokasi kejadian," kata mereka.

 

Penembak bahkan sempat berjalan melewati polisi perempuan yang berpakaian polos.

 

"Polisi itu mengenakan setelan kerja dan tidak membawa senjata. Korban merupakan orang pertama yang keluar dari gedung markas polisi, dia menggunakan seragam polisi lalu pelaku menembaknya begitu saja," kata seorang sumber.

 

Polisi Australia kini tengah menyelidiki dan melacak sejarah dan catatan kepemilikan senjata revolver yang digunakan Farhad dalam penembakan tersebut.

 

ABC mendapat informasi kalau Farhad sebelumnya tidak pernah menjadi subjek pengawasan atau perhatian polisi. Namun kerabatnya memang dikenal oleh penegak hukum dan badan intelijen. Salah satu sumber memastikan Farhda merupakan remaja Muslim suni yang lahir di Iran dengan latar belakang warga Kurdi Irak dan kemungkinan besar seorang pengungsi.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-10-04/masjid-parramatta-digeledah-terkait-insiden-penembakan-polisi-jumat-lalu/1499672
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement