REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Masjid di seluruh negara bagian Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah keamanan dalam menanggapi serangkaian aksi unjuk rasa anti-Islam. Kampanye anti-Islam yang dilakukan sejumlah kelompok pembenci Islam akan direncanakan serentak 9-10 Oktober 2015.
Dewan Hubungan Islam-Amerika, sebuah kelompok hak-hak sipil Muslim, mendesak para pemimpin Muslim di seluruh negeri untuk waspada akhir pekan ini. Mereka juga meminta pihak keamanan melakukan pencegahan ekstra untuk memastikan keselamatan anggota masyarakat Muslim.
Dilansir IbTimes, Selasa (6/10), setidaknya 20 aksi unjuk rasa yang direncanakan di seluruh negara bagian. Aksi akan dilakukan di depan Masjid di semua negara bagian AS. Beberapa panitia telah menunjukkan bahwa di negara-negara dengan hukum terbuka, pengunjuk rasa akan dipersenjatai.
"Salah satu penyelenggara di Maryland mengatakan bahwa mereka berencana untuk menodai Alquran di sebuah acara," tulis laporan tersebut, Selasa (6/10).
Dewan Mudlim mendesak tokoh masyarakat untuk menghubungi penegak hukum setempat untuk mengamankan acara tersebut. Dewan menginginkan mitra lintas agama setempat untuk menghadiri untuk menunjukkan dukungan kepada Muslim.
"Kami sudah tahu rencana kegiatan ini sebulan lalu, kami tidak berpikir mereka hanya retorika untuk melakukan kampanye anti-Islam," ujar Ibrahim Hooper, Direktur Komunikasi Dewan Islam Amerika.
Jon Ritzheimer, mantan Marinir yang juga telah menyelenggarakan reli anti-Islam di Phoenix tahun ini, telah membuat event di halaman Facebook untuk menjadi tuan rumah di Community Islamic Center Of Phoenix. Menurut halaman Facebook-nya, 84 orang telah berkomitmen untuk hadir, dengan 34 lain mengatakan mereka "mungkin" hadir.