REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komandan Pasukan AS di Afganistan akhirnya mengakui adanya kesalahan dan salah sasaran dalam penyerangan sebuah rumah sakit di Kunduz, Afganistan Sabtu, (3/10). Namun serangan yang diakui sebuah kesalahan tersebut telah menewaskan setidaknya 22 warga sipil di lokasi rumah sakit tersebut.
"Sebuah rumah sakit merupakan salah sasaran. Kami tidak akan pernah sengaja menargetkan fasilitas medis yang seharusnya dilindungi," kata Campbell di sidang Kongres AS, Selasa (6/10).
Pernyataan Campbell ini setelah mendapatkan kritik keras dari sebuah badan bantuan dunia, Doctors Without Borders yang sedang menjalankan misi di rumah sakit tersebut. Lembaga bantuan medis tersebut menyerukan agar dilakukan penyelidikan independen atas aksi penyerangan rumah sakit di Kunduz tersebut. Campbell pun mengakui akan bertanggung jawab saat di hadapan sidang Pentagon dan menjelaskan beberapa alasan.
Campbell berdalih bahwa keputusan penyerangan tersebut merupakan permintaan bantuan dari pasukan Afganistan yang saat ini sedang gencar kembali memerangi kelompok Taliban di kawasan Kunduz. Dan ini diakui dia sebagai bentuk dukungan udara AS dalam pemberantasan Taliban di Afganistan.