REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Hubungan Turki-Rusia menegang dalam beberapa hari terakhir. Ini setelah jet tempur Rusia memasuki wilayah udara Turki tanpa izin, serta dukungan militer Moskow ke Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kendati hubungan menjadi canggung, Rusia berharap, persoalan ini tidak mempengaruhi kerja sama bilateral yang telah dibangun kedua negara.
"Kami berharap insiden itu tidak mempengaruhi pengembangan kerja sama kedua negara," ujar juru bicar Kremlin Dmitriy Peskow saat memberikan keterangan pers di Moskow, kemarin. "Hubungan Rusia-Turki sangat beragam dan memiliki akar yang kuat."
Jawaban Petrov tersebut disampaikan menjawab pertanyaan wartawan apakah insiden itu bisa mengancam rencana penyaluran gas Rusia ke Turki.
Rusia telah membantah jika insiden tersebut disengaja. Menurut Moskow, pesawat tempur Rusia masuk ke wilayah udara Turki lantaran cuaca buruk.
Rusia telah memulai operasi militer sejak pekan lalu. Serangan udara ditujukan ke kelompok ISIS, dan pemberontak yang menentang Presiden Bashar al-Assad. Sikap politik Rusia berbeda dengan Turki yang menginginkan agar Assad turun.