Rabu 07 Oct 2015 21:20 WIB

Presiden Palestina tak Ingin Bentrokan dengan Israel Meningkat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.
Foto: REUTERS / Ammar Awad
Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa (6/10) mengatakan, ia tidak ingin kekerasan dengan Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat meningkat menjadi konfrontasi militer.

"Kami memberitahu mereka (Israel) bahwa kita tidak ingin terjadi eskalasi, baik militer atau keamanan," kata Abbas pada pertemuan Organisasi Pembebasan Palestina seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (7/10).

Tak hanya pihaknya, emua  lembaga, faksi dan kaum remaja Palestina juga tidak ingin terjadi eskalasi. Pernyataannya muncul setelah Israel mengumumkan langkah-langkah lebih keras untuk mengatasi kekerasan dengan Palestina. Ini menyusul ketegangan yang terus meningkat antara Israel dengan Palestina pada Senin (5/10) karena remaja Palestina tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel di dekat kota Bethlehem di Tepi Barat.

Pasukan Israel kemudian menghancurkan rumah dua warga Palestina dan menutup sepertiga Yerusalem pada Selasa (6/10) saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan menindak empat warga Israel yang tewas dalam serangan Palestina. Israel menuduh militan Palestina terlibat dalam dalam dua penusukan dan penembakan yang menewaskan empat warganya. Polisi kemudian menembak mati dua dari penyerang. Dua warga Palestina, salah satu dari mereka remaja tewas dan sekitar 170 terluka dalam bentrokan dengan tentara Israel di Tepi Barat sejak Ahad (4/10).

Tindak kekerasan meningkat di Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam beberapa pekan terakhir. Ini meningkatkan kekhawatiran terjadinya eskalasi lebih luas dan pemberontakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement