REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tahanan di lembaga pemasyarakatan Eastern New York menantang tim Harvard untuk berdebat di dalam penjara, pada September lalu. Sebelumnya, penjara telah menawarkan kuliah yang diajarkan oleh fakultas dari Bard College.
Dari kuliah tersebut, para napi lalu membentuk sebuah klub debat populer. Kompetisi debat persahabatan melawan tim Harvard itu pun akhirnya dimenangkan oleh tim narapida.
Kemenangan tersebut bukanlah yang pertama bagi tim lapas Eastern New York. Selama dua tahun sejak klub dibentuk, mereka sudah mengalahkan tim dari University of Vermont dan Akademi Militer AS di West Point.
Hanya saja, mungkin kemenangan melawan Harvard merupakan pencapaian terbesar tim narapidana. Hal itu karena, selama ini tim Harvard selalu memenangkan kejuaraan nasaional bahkan dunia.
Dalam pertandingan, narapidana membela premis, bahwa siswa yang orang tuanya memasuki AS secara ilegal harus ditolak masuk sekolah. Perdebatan pun dinilai oleh panel netral.
Tak lama setelah kekalahannya, tim Harvard menulis pernyataan di halaman Facebook resmi mereka. "Tak banyak tim yang membuat kami bangga karena kalah debat, selain tim yang sangat cerdas dan pandai bicara dan kami hadapi akhir pekan ini," tulis mereka, seperti dikutip BBC, Kamis (8/10).
Para instruktur yang membantu mengajar para narapidana, Di Bard, mengaku tak terlalu kaget dengan keberhasilan didikannya. "Siswa di penjara dihadapkan pada standar tingkat kesulitan, dan ekspektasi sama seperti mahasiswa di kampus utama Bard," ujar Direktur Eksekutif Bard Prison Max Kenner.
Berkat keseriusan para narapida, Kenner mengatakan, para narapida tak dipandang rendah. Inisiatif ini juga memungkinkan tahanan untuk mendapatkan berbagai gelar pendidikan yang sebagian besar diajarkan oleh profesor di Brad, bahkan tanpa akses internet.