REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang sedang mempersiapkan perayaan peringatan partai berkuasa yang ke-70. Kelompok musik berlatih, anak-anak berbaris mengibarkan bendera dan para perempuan dengan berpakaian tradisional menari untuk acara Sabtu (10/10) mendatang.
Seperti diberitakan Channel News Asia edisi Jumat (9/10), angka '10-10' yang mewakili tanggal lahir partai 10 Oktober berada di mana-mana. Angka tersebut dilukis di poster raksasa yang berjajar di jalan-jalan. Angka-angka itu juga terukir pada rangkaian bunga mewah yang menghiasi persimpangan jalan utama.
Masyarakat akan disuguhi parade militer besar-besaran di alun-alun Kim Il Sung. Pasukan secara bergantian akan memperlihatkan perangkat militer mereka, termasuk tank, artileri dan peluncur rudal.
Acara ini diumumkan kembali diadakan pada Februari lalu dan diharapkan menjadi yang paling besar dibanding sebelum-sebelumnya sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan pada 2011. Ia menggantikan posisi ayahnya Kim Jong Il yang tewas pada Desember 2011.
Seperti parade besar-besaran terakhir di 2013, Kim diharapkan kembali berdiri di balkon menghadap alun-alun dan dihormati warganya. Saat itu Korut melakukan perayaan ulang tahun ke-60 gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea.
Ia akan bergabung dengan pejabat tinggi dari sekutu Cina. Tapi beberapa pejabat asing lainnya akan hadir dalam refleksi gamblang tentang isolasi diplomatik Korut.
Kelompok HAM Internasional (HRW) pada Kamis mengkritik perayaan ulang tahun Korut. Mereka mendesak Korut untuk mengakhiri kerja paksa dan menuduh rezim tertutup sebagai eksploitasi predator.
"Jika Pyongyang ingin benar-benar merayakan pesta peringatannya, eksploitasi predator yang mempekerjakan rakyatnya harus berhenti," ujar wakil direktur HRW Asia, Phil Robertson.
Ikuti Whatsapp Channel Republika