REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN -- Sumber intelijen Amerika Serikat mengatakan, kematian petinggi militer Iran di Suriah memberikan pukulan psikologis bagi para pendukung Presiden Bashar al-Assad. Kematian sang jenderal merupakan langkah mundur buat para milisi pendukung pemerintah.
"Tidak diragukan lagi, ini memberikan pukulan psikologis bagi prorezim di Suriah," ujarnya, kemarin.
Seperti dikutip CNN, Brigadir Jenderal Hossein Hamedani terbunuh di pinggiran Aleppo, Suriah, ketika memberikan arahan kepada pasukan militer Assad yang memerangi ISIS.
"Ia bertanggung jawab dalam operasi di dalam Suriah," ujar mantan pejabat CIA Reuel Marc Gerecht. "Ia terlibat dalam peperangan ini dari A hingga Z, sehingga untuk jangka pendek tentu ini merupakan kehilangan siginifikan."
Analisis mengatakan, tewasnnya komandan Pasukan Garda Revolusi Iran juga menunjukkan keterlibatan lebih jauh Iran dalam membela Assad.
Amerika Serikat dan Iran mengklaim bertempur melawan ISIS. Namun dalam praktek di lapangan keduanya memiliki tujuan berbeda. AS ingin mendompleng Assad, sebaliknya Iran ingin tetap mempertahankannya.
Belakangan Rusia telah terlibat langsung dalam perang, dan membelas Presiden Assad. Media-media Iran berduka atas kematian Hamedani. Presiden Hassan Rouhani juga menyampaikan rasa duka citanya. Mereka memuji keberanian Hamedani.