REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Israel menembak mati enam warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka menembak, setelah warga yang melakukan aksi protes melemparkan batu dan membakar ban dianggap terlalu dekat dengan perbatasan Israel.
Menurut juru bicara militer para prajurit menembak melintasi perbatasan masuk wilayah Gaza setelah warga Palestina dinilai terlalu dekat dengan perbatasan Israel. Ia mengatakan, 200 warga Palestina mendekati pagar keamanan, melemparkan batu, dan menggulirkan ban terbakar ke tentara.
"Pasukan menembak ke penghasut utama. Saya dapat mengkonfirmasi lima orang terkena langsung, namun kerusuhan terus berlanjut," kata juru bicara itu.
Petugas medis mengatakan, enam orang warga Palestina tewas sementara 70 lainnya luka-luka. Di antara mereka yang tewas adalah seorang anak 15 tahun yang ditembak di demonstrasi lain di desa al-Faraheen, tenggara Kota Gaza. Dari 70 yang terluka dalam penembakan setidaknya 10 berada dalam kondisi kritis.
"Pada awalnya mereka mulai menembak dengan peluru baja berlapis karet dan granat kejut, kemudian mereka menembakkan amunisi pada kami," kata Ezz Zanoun seorang fotografer yang berada di tempat kejadian.
Protes dilancarkan dalam rangka aksi solidaritas terhadap warga di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki Israel. Seperti diketahui di kedua wilayah tersebut telah meningkat ketegangan dalam beberapa waktu terakhir.
Di Gaza, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh memuji aksi penikaman warga Palestina terhadap warga Israel. Ia mengatakan, intifadah baru akan segera berlangsung.
"Ini adalah hari Jumat, ini adalah hari kemarahan. Ini adalah hari yang akan mewakili awal dari intifada baru di seluruh tanah Palestina," katanya kepada pengikut setelah shalat Jumat.
Sebelumnya pada Jumat, penyerang Yahudi juga menikam empat warga Arab di kota Dimona selatan Israel. Serangan tersebut dikecam oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan salah satu menterinya menyebut itu sebagai serangan terorisme.
Ketegangan meningkat berawal atas kemarahan Palestina atas tindakan keras pasukan Israel di Al-Aqsa. Sementara Netanyahu membela pasukannya dengan mengatakan, ia percaya pasukannya akan menembak jika ada kehidupan Israel yang terancam.