Ahad 11 Oct 2015 09:40 WIB

Lagi, Serangan Israel di Gaza Tewaskan Ibu Hamil dan Anak-anak

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Angga Indrawan
Seorang anak Palestina berdiri di depan rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina.
Foto: EPA/Mohammaed Saber
Seorang anak Palestina berdiri di depan rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah serangan udara Israel yang menargetkan Hamas terjadi di Jalur Gaza, Ahad (11/10). Serangan itu menghancurkan sebuah rumah di dekatnya dan membunuh seorang wanita Palestina dan putri-putrinya.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, angkatan udara telah menargetkan di situs senjata milik Hamas. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan terhadap peluncuran dua roket ke Israel pada Sabtu dan Jumat lalu.

Saksi mata mengatakan, ledakan kuat terjadi di salah satu kamp Hamas di kota Gaza. Sebuah rumah di dekatnya runtuh sementara penghuninya sedang tidur di dalam rumah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra mengatakan wanita tewas itu brusia 30 tahun dan dalam kondisi hamil. Putri wanita itu berjumlah tiga orang. Ia menambahkan, seorang anak berusia lima tahun dan seorang pria terluka akibat serangan itu.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran roket yang memintas di dekat kota Ashkelon, Israel Selatan. Militer Israel mengklaim serangan itu dilakukan Hamas dari Gaza.

Dalam 12 hari pertumpahan darah, empat warga Israel dan 22 warga Palestina tewas di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, Gaza dan kota-kota Israel. Kebanyakan mereka melakukan serangan pisau di tengah gelombang kekerasan yang terjadi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran menumbuhkan pemberontakan Palestina.

Palestina marah dengan peristiwa di kompleks Masjid al Aqsa di kota Tua Yerusalem. Mereka takut Israel ingin mengubah status quo agama di tempat suci ketiga Islam itu sebagai Temple Mount. Namun Israel mengatakan pihaknya tidak berniat untuk melakukan hal itu.

Serangan pisau warga Palestina hampir setiap hari terjadi. Bentrokan antara tentara Israel dan pelemparan batu warga Palestina tidak pada tingkat pemberontakan Palestina di masa lalu, tapi eskalasi cepat telah memicu pembicaraan tentang intifada ketiga.

sumber : ap/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement