REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Anggota biro politik Hamas Izzat Al-Reshiq mengatakan, "Intifadha Al-Quds" telah dimulai, dan kobaran api ini tidak bisa dipadamkan.
"Aksi pembunuhan berdarah dingin Israa Abed oleh pasukan Israel pada Jumat pekan lalu akan menjadi kobaran api yang tidak bisa dipadamkan oleh pemerintahan pendudukan," ujarnya memperingatkan. "Intifadha Al-Qudsa telah dikobarkan, dan saat itu menyangkut Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa kami tidak takut mati."
Ia menambahkan, warga Israel harus mengakui Palestina sebagai satu bangsa dan satu jiwa. Karena itu apa yang terjadi di Yerusalem akan terasa di Jalur Gaza.
Israa Abed merupakan seorang mahasiswa yang ditembak oleh sejumlah personel pasukan Israel di stasiun bus di Afula. Israel mengklaim pemuda itu ingin menikam tentara Zionis.
Situasi di Tepi Barat, Yerusalem, Jalur Gaza, memanas dalam beberapa waktu terakhir setelah aksi semena-mena pasukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa. Sejak 1 Oktber sedikitnya 16 warga Palestina terbunuh, dan 1.000 lainnya terluka. Sejumlah warga Israel juga dilaporkan tewas.